Selasa, Mei 10, 2011
“Jika semua harapan terkabul, saya yakin pekerjaan kita hanyalah berharap. Setiap detik kita lalui dengan mengharap dan mengharap”
Harapan adalah motivasi. Sesuatu yang membuat kita jadi bersemangat dalam menjalani hidup. Harapan juga nyawa bagi sebagian orang. Tanpa adanya harapan hidup kita tak lagi berwarna. Tak ada asa tak ada pula nyawa. Betapa luar biasanya sebuah harapan sampai-sampai seorang Stephen King, seorang novelis kenamaan Barat, mengatakan dalam The Shawshank Redemption seperti ini, “Satu hal yang tak bisa dikikis oleh apapun adalah harapan”. Sekali lagi, inilah kedahsyatan sebuah asa.
Seorang yang berputus asa dalam hidup adalah seorang tanpa harapan. Sedangkan seorang yang memandang hidup adalah satu kebahagiaan adalah ia yang dibekali oleh harapan dalam hidupnya. Ada asa tak mungkin putus asa. Tak ada asa sudah pasti putus asa. Hari ini kita bahagia, hari besok pasti ada harapan untuk mengulang kebahagiaan. Jika hari ini hanya ada sedih, esok hari kita tak lagi berani berharap bahagia. Ketika harapan kita pupus, akankah kita berani lagi untuk berharap?
Kita pasti pernah tersandung. Kita juga tentu pernah merasakan sakit karena terjatuh. Inilah satu latihan untuk kita maju dan berkembang. Masalah yang datang sebagai batu uji menjadikan kita berpikir untuk memilih. Menghindarinya atau melompatinya. Dengan kita melompatinya berarti kita telah menjadi lebih besar dari masalah yang besar. Setelah itu, asa kembali hadir. Asa pupus sebab kita tak mampu lewati batu rintangan itu.
Dunia indah sebab harapan. Tapi, jika semua harapan kita terpenuhi, bukankah kita selalu bergantung dengan harapan? Bukankah kita bisa terlatih oleh sebab kegagalan?
Belajar dari suatu kegagalan dan kejatuhan berarti belajar untuk berharap. Bukan harapan jika di baliknya tak ada batu sandungan. Jangan takut gagal karena tingginya harapan. Kita akan mampu menghargai harapan justru dari kegagalan. Karena berani berharap harus juga berani gagal. Adalah satu tindakan pengecut jika kita tak mampu berharap dan tak mau menanggung kegagalan.
Seorang yang besar adalah dia yang bisa lebih besar dari masalah yang besar. Dan, seorang pemenang adalah dia yang bisa menerima kegagalan di atas besarnya harapan. Manusia tak akan terbunuh oleh harapan. Tapi, manusia bisa saja terbunuh jika terlalu banyak harapan tanpa tindakan.
http://klosetide.wordpress.com/2011/05/05/manusia-dan-harapan/
Harapan adalah motivasi. Sesuatu yang membuat kita jadi bersemangat dalam menjalani hidup. Harapan juga nyawa bagi sebagian orang. Tanpa adanya harapan hidup kita tak lagi berwarna. Tak ada asa tak ada pula nyawa. Betapa luar biasanya sebuah harapan sampai-sampai seorang Stephen King, seorang novelis kenamaan Barat, mengatakan dalam The Shawshank Redemption seperti ini, “Satu hal yang tak bisa dikikis oleh apapun adalah harapan”. Sekali lagi, inilah kedahsyatan sebuah asa.
Seorang yang berputus asa dalam hidup adalah seorang tanpa harapan. Sedangkan seorang yang memandang hidup adalah satu kebahagiaan adalah ia yang dibekali oleh harapan dalam hidupnya. Ada asa tak mungkin putus asa. Tak ada asa sudah pasti putus asa. Hari ini kita bahagia, hari besok pasti ada harapan untuk mengulang kebahagiaan. Jika hari ini hanya ada sedih, esok hari kita tak lagi berani berharap bahagia. Ketika harapan kita pupus, akankah kita berani lagi untuk berharap?
Kita pasti pernah tersandung. Kita juga tentu pernah merasakan sakit karena terjatuh. Inilah satu latihan untuk kita maju dan berkembang. Masalah yang datang sebagai batu uji menjadikan kita berpikir untuk memilih. Menghindarinya atau melompatinya. Dengan kita melompatinya berarti kita telah menjadi lebih besar dari masalah yang besar. Setelah itu, asa kembali hadir. Asa pupus sebab kita tak mampu lewati batu rintangan itu.
Dunia indah sebab harapan. Tapi, jika semua harapan kita terpenuhi, bukankah kita selalu bergantung dengan harapan? Bukankah kita bisa terlatih oleh sebab kegagalan?
Belajar dari suatu kegagalan dan kejatuhan berarti belajar untuk berharap. Bukan harapan jika di baliknya tak ada batu sandungan. Jangan takut gagal karena tingginya harapan. Kita akan mampu menghargai harapan justru dari kegagalan. Karena berani berharap harus juga berani gagal. Adalah satu tindakan pengecut jika kita tak mampu berharap dan tak mau menanggung kegagalan.
Seorang yang besar adalah dia yang bisa lebih besar dari masalah yang besar. Dan, seorang pemenang adalah dia yang bisa menerima kegagalan di atas besarnya harapan. Manusia tak akan terbunuh oleh harapan. Tapi, manusia bisa saja terbunuh jika terlalu banyak harapan tanpa tindakan.
http://klosetide.wordpress.com/2011/05/05/manusia-dan-harapan/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar